Sebagai sebuah hunian yang memiliki kekhususan jika dibanding dengan hunian biasa (landed house), motivasi orang ketika membeli Apertemen umumnya didasari pada hal-hal khusus yang dimiliki apartemen. misalnya untuk berinvestasi, Ingin tinggal dengan suasana tenang, menikmati segala fasilitas tanpa repot mengurusnya, sebagai rumah kedua dan lain sebagainya.
Untuk itu perlu kita perhatikan beberapa hal sebelum membeli Apartemen, diantaranya adalah:
1. Tentukan Apartemen seperti apa yang sesuai untuk anda.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih apartemen adalah lokasi, ukuran dan jumlah kamar; fasilitas, harga dan tagihan, serta cara pembayaran.
a. Lokasi
Umumnya, apartemen dibangun di pusat kota dan tempat-tempat strategis, seperti dekat pintu tol, pusat bisnis, atau pusat kegiatan lainnya.
b. Ukuran dan Jumlah Kamar
Apartemen terdiri dari berbagai pilihan unit. Perlu pertimbangan matang untuk menentukan tipe yang paling tepat untuk dihuni.
Dari lokasi dan harga yang ditawarkan, apartemen dapat digolongkan dalam 4 tingkat, yaitu sederhana, menengah, mewah, dan supermewah. Sedangkan dari fungsinya terdapat 3 tipe, yaitu yang diperuntukkan bagi keluarga, pebisnis, dan lajang.
Luas total per unit setiap apartemen didesain dengan ukuran yang berbeda-beda. Misalnya untuk apartemen tingkat menengah, tipe studio / 1 kamar tidur, umumnya ditawarkan dengan ukuran 30-40 m2, tipe 2 kamar tidur berukuran 55-80 m2, dan tipe 3 kamar tidur berukuran 80-110 m2.
2. Perhatikan fasilitas yang ada
dan pastikan jaminan keamanannya ketika menggunakan fasilitas itu. Keamanan di apartemen sangat terjaga karena petugas keamanan siap menjaga selama 24 jam. Tamu yang sudah dikenal identitasnya saja yang diperbolehkan masuk. Kebanyakan apartemen juga dilengkapi dengan video interphone sehingga penghuni dapat melihat tamu melalui layar televisi dan berkomunikasi dengannya melalui telepon. Tamu yang tidak diundang tidak diizinkan masuk.
3. Perhatikan Kredibilitas Pengembang
Jati diri dan kredibilitas pengembang perlu diketahui secara pasti. Proyek-proyek sejenis apa saja yang telah dibangun sebelumnya? Siapa saja yang duduk di jajaran manajemen puncak? Bagaimana citra pengembang di mata masyarakat? Apakah apartemen tersebut selama ini dikelola dengan baik dan profesional?
4. Bertransaksi yang aman
Ketika sudah menentukan apartemen yang sesuai, kini saatnya melakukan transaksi pembelian. Beberapa faktor harus diperhatikan dan dipersiapkan dengan saksama agar jika terjadi masalah di kemudian hari, dapat menjadi pegangan dan dasar hukum yang kuat.
Pada saat ini, apartemen tingkat menengah tipe 1 kamar tidur umumnya ditawarkan dengan kisaran harga Rp 300 – Rp 400 juta-an, 2 kamar tidur Rp 500 – Rp 600 juta-an, dan untuk 3 kamar tidur Rp 700 – Rp 800 juta-an.
Unsur-unsur yang ada dalam komponen harga adalah pajak (PPH dan BPHTB),biaya surat-surat (Pengalihan Hak / PPAT / AJB).
Perizinan dan Surat-surat
1. Perizinan proyek, yang meliputi SIPPT (Surat Izin Peruntukan Penggunaan Tanah), block plan (gambar blok bangunan secara menyeluruh), dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan). Apabila IMB belum ada, sebagai penggantinya dapat dilihat bukti pembayaran PBB dari apartemen yang dimaksud, utamanya untuk tahun berjalan.
2. Denah satuan apartemen (satuan rumah susun) dan denah bangunan lantai.
3. Status sertifikat atas satuan rumah susun. Yang dimaksud adalah apakah apartemen tersebut dibangun di atas tanah HGB (Hak Guna Bangunan) atau Hak Pakai.
TIPS: Agar Nyaman, Ikuti Tip Ini!
Tinggal di ”rumah vertikal” (bertingkat banyak) memang merupakan hal baru bagi masyarakat Indonesia. Banyak aturan dan kebiasaan yang sangat berbeda dengan ketika tinggal di rumah biasa.
Jangan Membawa Semua Perabot!
Ukuran ruangan di apartemen biasanya sangat terbatas. Maka, bentuk dan ukuran perabotan harus dipilih yang betul-betul efisien. Sering kali, orang memboyong segala macam benda yang selama ini digunakan di rumah biasa. Itu disebabkan mereka belum terbiasa memiliki pola pikir efisien untuk tinggal di apartemen. Akibatnya, ketika ruangan sudah tidak dapat menampung, biasanya salah satu kamar dikorbankan menjadi gudang.
Bergaya Hidup Praktis
Tinggal di apartemen mestinya juga sudah mengadopsi gaya hidup yang serba praktis. Salah satunya memiliki mesin cuci yang dilengkapi pengering sehingga tidak perlu lagi menjemur pakaian di balkon. Pakaian yang tergantung di balkon sangat tidak sedap dipandang mata.
Siasati Kehadiran PRT
Budaya masyarakat kita yang sulit hidup tanpa pembantu juga menjadi masalah ketika tinggal di apartemen. Meski ruangan sangat terbatas, tetap harus ada kamar pembantu. Untuk menyiasati hal ini, sekarang ada perusahaan yang memberikan jasa penyediaan pembantu khusus untuk apartemen. Mereka ditampung di asrama khusus pula sehingga tidak harus menginap di apartemen.
Biasakan Tinggal di Tempat Sempit
Yang lebih ekstrim lagi, ada pembeli yang memborong semua unit yang ada di satu lantai sehingga ia memiliki kelegaan dan privasi sendiri. Hal ini memperlihatkan bahwa masyarakat kita belum terbiasa tinggal di tempat sempit. Mereka ingin tinggal di tengah kota, tetapi juga ingin mendapatkan ruangan yang luas. Pemikiran ini bertentangan dengan konsep apartemen. Memang perlu waktu untuk mengubah budaya ini.
Etika Tinggal di Apartemen
1. Tidak menggunakan apartemen sebagai kantor atau fungsi komersial.
2. Menjaga kebersihan tempat tinggal maupun fasilitas umum.
3. tidak membawa benda milik bersama untuk kepentingan pribadi.
4. memiliki toleransi tinggi agar tidak mengganggu ketenangan penghuni lain.
5. mengatur volume bicara, televisi, atau musik agar tidak mengganggu tetangga.
6. menghindari masakan dengan aroma tajam (ikan asin, terasi, petai).
7. meminta izin pengelola apartemen bila ingin memelihara binatang.
0 comments:
Post a Comment