Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) bisa memacu tren kenaikan bunga kredit bank. Kondisi ini, turut menjadi tantangan bagi sektor properti yang kinerja mulai tergerak.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengungkapkan kinerja sektor properti masih positif di tengah tren suku bunga tinggi. Ini karena ada kebijakan lain seperti pelonggaran kebijakan kredit perumahan atau loan to value (LTV) oleh BI. Selain itu, ada pula relaksasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di sektor properti.
"Dengan LTV dilonggarkan, otomatis masyarakat kalau membeli rumah, down payment (DP-nya) enggak terlalu besar," ungkap Hariyadi, Kamis (23/8).
Ditambah lagi, menurutnya yang menjadi perhatian konsumen bukanlah bunga pinjaman, melainkan DP yang lebih murah dan jangka waktu panjang. Sedangkan untuk bunga pinjaman pergerakannya masih berpotensi turun.
"Jadi kami perkirakan, akhir tahun depan (bunga kredit) turun dan akhir tahun ini trennya (bunga) akan turun," jelasnya.
Selain itu, Hariyadi menilai tren suku bunga tinggi harnya bersifat sementara. Usai pelaksanaan pemilihan presiden 2019 (Pilpres), Apindo optimisitis kinerja sektor properti bisa terus bergerak positif.
"Saya lihat, setelah pilpres atau di April tahun depan sektor properti akan tumbuh lagi," ungkapnya.
Apalagi, Hariyadi menilai saat ini dampak dari pelonggaran LTV sudah mulai tampak di sektpr properti. Dia menjelaskan, dilihat dari data kantor pajak, angka pendapatan tumbuh 16% yang mencerminkan bahwa perekonomian sudah bergerak, hanya saja belim optimal.
"Nah, ini yang kita harapkan bisa cepat dan semakin tinggi," tandasnya.
sumber: kontan
0 comments:
Post a Comment