Kondisi pasar ritel yang masih menantang membuat beberapa pengembang dan pengelola mal melakukan konsolidasi terhadap perpaduan dan tata lokasi tenant.
Kepala Departemen Riset Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan sesungguhnya ruang ritel tidak memiliki tingkat kekosongan yang memprihatinkan karena pengembang mal banyak yang melakukan konsolidasi.
"Kalau lihat ke mal-mal sekarang, banyak yang lagi ditutup-tutupin dan itu mayoritas bukan tutup toko melainkan ada renovasi baik untuk tokonya maupun pengembang melakukan lay out ulang kepada perpaduan tenant yang ada di mal," ujar Anton saat paparan Property Market Update, Rabu (29/8/2018).
Anton menjelaskan hal tersebut dilakukan oleh pengembang dengan harapan ketika kondisi pasar sudah kembali normal dengan peningkatan daya beli masyarakat, maka konsolidasi tersebut mampu mendongkrak keterisian, trafik pengunjung, dan penjualan.
Sekretaris Perusahaan PT Agung Podomoro Land Tbk Justini Omas mengatakan perubahan alokasi tenant di mal garapannya, seperti Senayan City, dilakukan disesuaikan dengan masa sewa tenant untuk mempermudah proses alokasi.
"Kalau tenant lama perpanjang sewa, akan dipindahkan ke zona lain misalnya, sekalian menjadi fit out di tempat baru, kalaupun tidak pindah di tempat lamanya, juga mereka perlu melakukan renovasi," ujar Justini saat dihubungi Bisnis, Kamis (30/8/2018).
Dia mengatakan renovasi gerai dilakukan untuk keuntungan dari peritel itu sendiri agar tampilan interior tidak terlihat kotor atau kuno sehingga akan semakin terlihat menarik bagi pengunjung.
sumber: bisnis
0 comments:
Post a Comment