Kebijakan pemerintah menerapkan sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB di sekolah-sekolah negeri menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Dalam sistem zonasi, pertimbangan utama pihak sekolah untuk menerima calon peserta didik adalah kedekatan jarak antara sekolah dan rumah.
Kebijakan ini diadakan pemerintah untuk membentuk sistem pendidikan yang adil bagi seluruh anak Indonesia dengan melakukan pemerataan kualitas pendidikan sehingga meniadakan sekolah favorit.
Kebijakan baru ini cukup membuat kontroversi ini karena selama ini masyarakat selalu memilih sekolah favorit bagi anak mereka tanpa mempertimbangkan kedekatan jarak tempat tinggal dengan sekolah.
Fakta tersebut juga terungkap dari hasil survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H1 2019. Faktor pertimbangan dalam membeli property antara lain adalah kedekatan jarak rumah ke sekolah tidak menjadi pertimbangan utama.
Survei berkala ini dilaksanakan oleh Rumah.com untuk mengikuti secara langsung perkembangan yang terjadi di pasar, diselenggarakan dua kali dalam setahun bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura.
Survei ini diikuti oleh 1.000 responden dari kota-kota di seluruh Indonesia dengan perincian 69% responden berasal dari rentang usia milenial (22 tahun—39 tahun) yang terdiri atas 34% milenial muda (kelahiran 1990—1997), sedangkan 35%-nya adalah milenial tua (kelahiran 1982—1989).
Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan menjelaskan bahwa jika mengacu pada hasil survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H1 2019, ada banyak hal yang menjadi pertimbangan responden saat memilih rumah yang cocok.
Di antara pertimbangan-pertimbangan tersebut, jarak ke fasilitas transportasi umum menjadi pertimbangan responden terbanyak, yakni sebesar 76%, jarak ke tempat kerja, kedekatan ke sarana kesehatan, masing-masing sebesar 47% dan 43%.
Kedekatan jarak antara rumah dan sekolah belum menjadi pertimbangan utama karena sistem zonasi sekolah baru diterapkan setahun terakhir ini sehingga orang tua bisa bebas menyekolahkan anaknya di sekolah yang selama ini favorit tanpa harus memiliki kedekatan jarak dengan sekolah tersebut.
Pertimbangan jarak dan lingkungan yang menjadi pertimbangan utama tersebut berkaitan dengan kelompok usia responden yang berencana membeli rumah dalam 6 bulan ke depan, yakni usia 21—39 tahun.
Usia ini merupakan usia produktif dan akan atau berkeluarga kecil sehingga mobilitas dan lingkungan yang ramah anak-anak jadi pertimbangan utama.
"Selain itu mereka belum terlalu memikirkan pendidikan lanjutan bagi anak-anak mereka untuk jenjang SMP dan SMA sehingga kedekatan rumah dengan sarana pendidikan belum termasuk jadi pertimbangan utama,” kata Ike melalui siaran pers, Sabtu (29/7/2019).
sumber: bisnis
0 comments:
Post a Comment