Seperti yang kita tahu, Jakarta memang dikenal dengan langganan banjir. Namun, walaupun banjir tetapi harga rumah justru cenderung lebih stabil. Ternyata banyak faktor yang membuat harga rumah di Jakarta stabil.
Jakarta bahkan hingga kawasan Jabodetabek, sangat banyak wilayahnya yang kerap menjadi langganan banjir. Terakhir banjir di banyak wilayah Jabodetabek hingga kota-kota lain pada pergantian tahun 2019-2020 dan terjadi lagi pada bulan Februari 2020. Bagaimana dampak banjir untuk harga properti khususnya hunian di wilayah jakarta?
Menurut Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers International Indonesia (CII), sebuah perusahaan riset, konsultasi, dan manajemen properti, umumnya di Jakarta banjir hanya berdampak sangat jangka pendek dan tidak akan sampai menurunkan harga pasarannya.
“Di Jakarta itu lahan sudah sangat terbatas dan banjir seperti menjadi bencana yang biasa dan bisa diantisipasi. Ada banyak wilayah di Jakarta yang merupakan langganan banjir, tapi apa ada masyarakat yang lantas menjadi tidak betah dan pindah rumah atau langsung menjual dan nilai rumahnya menjadi jatuh,” katanya.
Salah satu contohnya wilayah Kelapa Gading yang merupakan langganan banjir namun tidak membuat nilai harganya menjadi turun. Masih banyak contoh lain wilayah-wilayah yang menjadi favorit di Jakarta padahal merupakan daerah yang kerap banjir. Kemang di Jakarta Selatan misalnya, kawasannya banyak disukai kalangan ekspatriat dan harga propertinya tidak pernah jatuh.
“Ada banyak contoh wilayah Jakarta yang langganan banjir dan harganya tetap naik. Sebut saja Pluit, Sunter, maupun Tanjung Priok di Jakarta Utara, di sana bahkan banjir nggak perlu hujan lebat atau kiriman dari Bogor, banjir terjadi karena wilayahnya lebih rendah dari permukaan laut tapi harga maupun transaksi jual-belinya tetap stabil. Akhirnya banjir jadi bencana yang risikonya bisa diukur dan bisa diantisipasi,” imbuhnya.
Aldi Garibaldi, Senior Associate Capital Markets and Investment Services CII menambahkan, selain banjir ada banyak hal lain yang membuat nilai properti di Jakarta cenderung stabil. Salah satunya adalah kultur keluarga dan perkembangan populasi yang cukup besar.
“Kultur kita itu anak-anak akan selalu mencari hunian dekat orang tuanya dan orang tuanya juga maunya seperti itu. Makanya Kelapa Gading nggak turun-turun karena anak-anaknya mencari daerah situ juga. Kalau yang beranak pinak lebih rendah dari orang tuanya mungkin baru bisa harga rumahnya turun seperti kasus di Jepang yang populasinya malah berkurang dan harga propertinya menjadi turun,” jelasnya.
sumber: rumah
0 comments:
Post a Comment