Konsultan bisnis Jones Lang LaSalle atau JLL Indonesia menilai pasar ritel di Jakarta mulai mengalami pergeseran tema dan jenis tenant.
Head of Research JLL Indonesia James Taylor menyatakan pasar ritel saat ini tengah didominasi oleh tenant untuk entertainment dan kafe. Dia menyebut selain entertainment dan Food & Beverages (F&B), permintaan tertinggi juga datang darj jenis hiburan dan permainan untuk anak serta fast fashion.
"Sekarang kebutuhannya harus lokasi yang bisa menjadi arena pertemuan, memiliki WiFi, instagramable, dan desainnya atraktif," jelas James di kantor JLL Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/4/2018).
Menurutnya, kondisi ekonomi tak lantas menandakan terjadinya perubahan pasar ritel di Jakarta. Namun, dalam beberapa tahun terakhir memang terjadi perubahan karakter konsumen.
Umumnya mereka ingin datang ke lokasi ritel yang tidak memakan waktu lama untuk dijangkau dan tidak mengeluarkan uang yang terlalu besar.
"Pembuatan konsep ulang ritel telah membuat tingkat penyerapan menurun. Penyerapan ini memang sudah menurun dalam dua tahun terakhir karena kurangnya pasokan yang ada," kata James.
Berdasarkan hasil riset JLL Indonesia pada kuartal I/2018, rata-rata penyerapan ruang ritel sejak 2015 sampai sekarang sebesar 56.000 meter persegi. Padahal, pada periode 2008-2013 rata-rata penyerapan mencapai 173.000 meter persegi.
Sampai saat ini, belum ada pasokan baru di ritel. Namun, stok pasokan yang tersedia sebesar 2,9 juta meter persegi.
Sementara itu, tingkat keterisian atau okupansi baru 88% dan bisa bertumbuh hingg 90% pada 2019.
sumber: bisnis
0 comments:
Post a Comment