Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan, memperkirakan satu tahun sebelum tahun politik 2019, pasar properti akan sedikit lebih bergairah. "Dan ini merupakan kesempatan yang tepat untuk membeli properti, baik untuk dihuni atau dipakai sendiri maupun sebagai sarana investasi,” kata Ike, Selasa, 24 Oktober 2017.
Ike menyebutkan, kebijakan-kebijakan pemerintah berdampak positif pada optimisme terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,2 persen. Dengan prediksi kondisi ekonomi akan stabil hingga akhir tahun jika pemerintah konsisten menjalankan kebijakan yang berlaku, ia yakin pertumbuhan properti dapat ikut terimbas positif.
Dari sisi suplai, menurut Ike, perlambatan pasar properti pada pertengahan 2018 sebagai dampak Hari Raya Idul Fitri serta Pilkada Serentak 2018 mungkin terjadi, begitu juga menjelang Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019. Sementara di sisi permintaan, kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah membuat optimisme konsumen dalam membeli rumah pada 2018 masih tetap tinggi.
Adapun Data Bank Indonesia mencatat indikasi peningkatan pertumbuhan kredit baru pada Q2 2017, diantaranya Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) mencatatkan kenaikan tertinggi, yakni sebesar 70,7 persen pada Q2 2017.
Dari segmen apartemen, rasio NPL tertinggi berasal dari apartemen dengan luas kurang dari 21 meter persegi, yaitu 5,52 persen. Sementara rasio NPL terendah apartemen berasal dari tipe besar (di atas 70 meter persegi), yaitu sebesar 1,77 persen.
Sebaliknya, rasio NPL terendah pada rumah tapak justru berasal dari tipe dengan luas menengah (36-70 meter persegi), yakni sebesar 2,69 persen. Sementara rasio tertinggi berasal dari tipe besar (3,13 persen).
Rasio NPL tertinggi di sektor properti berasal dari segmen rumah-toko (ruko), yakni sebesar 4,5 persen. Sementara itu, real estate mencatatkan rasio NPL yang relatif kecil, yakni sebesar 1,85 persen.
sumber: tempo
0 comments:
Post a Comment