Satu konsultan properti menyebutkan bahwa keberadaan moda raya terpadu menjadi penambah nilai properti ritel dan apartemen di sekitarnya.
Head of Retail Jones Lang LaSalle Cecilia Santoso mengatakan bahwa saat ini moda raya terpadu (MRT) memberi pendekatan baru akan konsep ritel untuk melengkapi kebutuhan pengguna MRT, yaitu konsep grab and go.
Dengan MRT, katanya, orang lebih leluasa untuk berpindah dari satu tempat belanja ke tempat belanja lainnya.
“Adanya MRT cukup membantu kestabilan pasar ritel selama kuartal kedua tahun ini. Sekarang banyak pusat belanja jadi lebih aktif karena adanya MRT dan tingkat huniannya stabil di 88%, banyak yang bertahan,” kata Cecilia pada media luncheon, Rabu (17/7/2019).
Selain itu, dengan konsep grab and go, pasar ritel minimarket kini banyak yang bisa masuk ke stasiun sehingga ritel semakin aktif dan bisa mengisi ruang-ruang yang tersedia di stasiun MRT.
“Tingkat permintaan pasar ritel cukup stabil dengan permintaan dari sektor makanan dan minuman dan fast fashion menjadi yang paling aktif.”
Selain untuk ritel, MRT juga menjadi nilai tambah untuk penjualan apartemen yang berada di sekitar jalur moda transportasi tersebut. MRT diyakini membantu mendorong kenaikan harga properti.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan bahwa keberadaan koridor transportasi baru atau perubahan sistem transportasi massal akan meningkatkan potensi investasi properti di suatu wilayah.
“Dengan beroperasinya MRT, investasi di bidang properti akan meningkat di sepanjang jalur MRT tersebut. Harga tanah dan aset properti di sekitar wilayah Jalan Thamrin, Sudirman, Blok M, Fatmawati dan TB Simatupang yang dilalui jalur MRT ini akan terdongrak, sedangkan wilayah sekitar Lebak Bulus dan TB Simatupang bisa menjadi kawasan pusat niaga baru di Jakarta Selatan,” ujarnya melalui laporan tertulis.
Menurut Marine, MRT juga ikut mendorong pengembangan bisnis properti di Jakarta Pusat dan Selatan, yang salah satunya membuat pengembang terpacu mengembangkan properti di sekitar ruas jalan T.B. Simatupang, yang berubah menjadi kawasan bisnis baru.
“Adanya MRT Jakarta juga bisa mendorong masyarakat yang selama ini tinggal di pinggiran Jakarta untuk kembali tinggal di tengah kota. Apalagi, kepadatan penduduk di kelurahan-kelurahan yang memiliki stasiun MRT rata-rata kurang dari setengah dari kepadatan per kelurahan di DKI Jakarta yaitu 22.483 jiwa per kilometer,” paparnya.
sumber: bisnis
0 comments:
Post a Comment