Pemerintah diminta untuk lebih memperhatikan masalah pembiayaan perumahan yang dianggap masih menjadi batu sandungan dalam menggairahkan industri properti.
Managing Partner of Real Estate Management Coldwell Banker Commercial Tommy H. Bastamy mengatakan persoalan utama yang menghambat pertumbuhan industri properti selama ini ialah masalah pembiayaan.
Dia menuturkan, sebenarnya minat masyarakat untuk memiliki properti sangat besar, tetapi keinginan tersebut biasanya tertunda akibat terbatasnya akses pembiayaan, termasuk kesulitan dalam pengurusan kredit kepemilikan rumah (KPR).
“Jadi, memang persoalan yang dihadapi sebenarnya adalah keterjangkauan. Banyak orang yang mau punya properti, tetapi dianggap unbankable. Oleh sebab itu, insentif terkait pembiayaan perumahan diharapkan bisa menjembatani persoalan tersebut,” ujar Tommy ketika dijumpai di acara Property Outlook 2020 yang diselenggarakan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) di Jakarta, Rabu (18/12/2019).
Lebih lanjut, Tommy menyatakan sejumlah insentif yang selama ini telah diberikan pemerintah sebenarnya sudah mulai menunjukkan hasil bagi industri properti. Oleh karena itu, dia menilai kendati ekonomi global masih menantang, industri properti bisa tetap mencatatkan pertumbuhan positif meski angkanya tidak setinggi periode sebelumnya.
“Sebetulnya secara umum trennya sudah mulai positif, tetapi kalau dibilang sudah normal juga masih belum. Sejumlah insentif dari pemerintah turut andil membuat sektor properti tetap bergerak ke tren positif,” ungkapnya.
Senada, Direktur PT Ciputra Development Tbk. Harun Hajadi juga mengungkapkan bahwa persoalan utama yang dihadapi industri properti sebenarnya adalah akses pembiayaan yang mempengaruhi kemampuan konsumen untuk membeli properti.
Harun menyatakan pasokan maupun permintaan properti sebenarnya masih cukup besar, tetapi kendala dari sisi pembiayaan membuat penyerapan pasar tidak sesuai harapan.
“Kalau tidak ada pembiayaan dari perbankan, maka masyarakat akan semakin sulit untuk membeli properti,” ujar Harun.
Sementara itu, Country Manager Rumah123.com Maria Herawati Manik menyatakan persoalan mengenai pembiayaan perumahan memang perlu lebih diperhatikan oleh pemerintah dan perbankan jika ingin menggairahkan industri properti.
Menurutnya, insentif di bidang perpajakan dan kelonggaran uang muka saja dinilai tidak cukup untuk meningkatkan kemampuan konsumen dalam membeli properti. Padahal, masih tingginya kebutuhan terhadap hunian khususnya dari segmen pengguna (end user) bisa menjadi peluang besar bagi industri properti untuk tumbuh lebih tinggi lagi.
“Insentifnya tidak cukup hanya LTV [loan to value], tetapi mungkin bisa dengan lebih mempermudah KPR. Meski katanya KPR sudah dipermudah, tetapi ternyata penolakan di perbankan masih cukup tinggi,” jelasnya.
sumber: bisnis
0 comments:
Post a Comment