Asosiasi Real Estate Broker Indonesia menyatakan bahwa harga properti sub sektor residensial di pasar primer tak pernah mengalami koreksi harga dalam kondisi apa pun.
Meski efek virus corona atau Covid-19 telah menjangkiti sektor properti secara umum, hal tersebut tak sampai berefek besar pada adanya penurunan harga di pasar primer.
Lukas Bong, Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI), mengatakan bahwa pada umumnya pengembang menyiasati harga dengan pemberian gimik seperti diskon khusus dan pembayaran yang fleksibel.
"Pasar primer so far tidak pernah mengalami koreksi harga secara langsung, tetapi pengembang mengakali [dengan gimik]," ujar Lukas, Senin (18/5/2020).
Dalam catatan Bisnis, sejumlah pengembang memang menyiasati harga penjualan dengan pemberian promo yang beragam bahkan sampai dengan ratusan juta rupiah.
Menurut Lukas, beberapa pengembang memang masih menerapkan sikap melihat dan menunggu pada saat kondisi Covid-19. Hanya saja, beberapa pengembang yang berani masuk pasar dengan kondisi saat ini pada umumnya adalah pengembang besar.
Apalagi, daya beli masyarakat saat ini lebih mengarah pada harga rumah tidak lebih dari Rp1 miliar. Namun, katanya, beberapa pengembang percaya bahwa dampak Covid-19 hanya bersifat sementara.
"Jadi kalau primer, koreksi harga umumnya tidak terjadi, yang ada mereka produknya dikemas dengan sedemikian rupa, jadi yang dijualnya tipe yang lebih kecil. Potongan pun tergantung pada produknya dan standar tak ada yang besar," ujarnya.
Sementara itu, survei harga properti residensial Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer pada kuartal II/2020 akan semakin terbatas yang hanya sebesar 0,29 persen atau turun secara kuartal sebesar 0,46 persen.
Hal ini terindikasi dari prakiraan pertumbuhan indeks harga properti residensial kuartal kedua sebesar 1,56 persen atau lebih rendah dibandingkan kuartal pertama 1,68 persen.
BI mencatat bahwa hal itu terutama disebabkan perlambatan kenaikan harga rumah tipe kecil yang diprakirakan mencapai 2,29 persen secara tahunan atau lebih rendah 2,83 persen pada kuartal pertama.
Berdasarkan wilayah, BI mencatat kenaikan harga rumah terbesar pada kuartal kedua diprakirakan terjadi di Kota Medan sebesar 4,04 persen dan Makassar 2,10 persen.
sumber: bisnis
0 comments:
Post a Comment