Apartemen sewa di Jakarta perlahan-lahan mulai penuh lagi tingkat keterisiannya. Hal ini salah satunya didorong oleh banyaknya tenaga kerja asing (TKA) atau ekspatriat yang kembali bekerja secara langsung di Indonesia setelah masa pandemi COVID-19.
Menurut Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat saat ini sudah ada peningkatan jumlah TKA ke Indonesia 9% sepanjang semester I-2022. Para ekspatriat ini memilih apartemen sewa untuk tempat tinggalnya.
Dia bilang para pekerja dari Eropa hingga beberapa negara di Asia mulai memenuhi apartemen-apartemen di Jakarta. Hal ini pun menjadi angin segar bagi para perusahaan properti penyedia apartemen.
"Apakah ada relevansinya terkait performa apartemen sewa? Dari data dan riset yang kami temukan beberapa tenaga kerja asing ini, baik dari Eropa dan juga beberapa regional Asia memang mulai masuk kembali mengisi ruang apartemen sewa," ungkap Syarifah dalam paparan Property Market Review Knight Frank semester I-2022, Kamis (11/8/2022).
Kinerja sip sektor apartemen sewa bukan cuma dimotori oleh para ekspatriat sebagai penyewa saja. Calon penyewa dalam negeri pun meningkat, mulai banyak apartemen yang menawarkan short stay alias penyewaan dalam waktu singkat.
Hal ini makin banyak dilakukan seiring dengan ramainya tren staycation sebagai opsi liburan di tengah masyarakat selama pandemi COVID-19 berlangsung.
"Pengunjung dalam negeri pun mulai membantu memberikan kontribusi menaikkan okupansi, melalui staycation, short stay, hingga daily rental," papar Syarifah.
"Sudah banyak juga promo-promo staycation, beberapa operator tawarkan program program tur wisata entah itu museum atau yang lain yg dekat dengan lokasi apartemennya. Atau buka area untuk interaksi yang hidup antar penghuni," lanjutnya.
Dari data yang dia paparkan, Syarifah menjelaskan selama semester I-2022 ini telah terjadi kenaikan okupansi apartemen sewa mencapai 1,45% secara tahunan, sementara antar semester terjadi kenaikan 0,4%.
Pengembang Tahan Harga
Meskipun tren kenaikan okupansi mulai terlihat, namun Syarifah bilang saat ini para pengembang apartemen masih menahan harga sewa. Hal ini dilakukan untuk lebih banyak menarik minat masyarakat untuk jadi penyewa.
Ada sekitar 34% proyek pengembangan apartemen yang enggan menaikkan harganya meskipun tren peningkatan penyewa telah terjadi.
"Kami menemukan ada sekitar 34% proyek eksisting di Jakarta masih menahan kenaikan harga, kita lihat implikasi dari proses proyek ini menahan kenaikan harga untuk menarik tenant-nya mengisi ruang apartemen Jakarta," papar Syarifah.
"Harga yang stagnan dan menahan harga adalah strategi survival apartemen sewa di Jakarta saat ini," katanya.
Memang, meskipun ada peningkatan penyewa, sejauh ini okupansi apartemen di Jakarta belum memuaskan. Jumlahnya masih di level 50%-an.
Sejauh ini total pasokan apartemen yang ada adalah sebanyak 9.348 unit, namun okupansinya hanya 58,80% saja. Sementara itu, diperkirakan hingga 2025 akan ada tambahan pasokan sebesar 1.619 unit.
Sumber: detik
0 comments:
Post a Comment