Bukan Cuma Obral! Kini Ramai Over Kredit Apartemen, Ada Apa?

Bisnis apartemen mendapat tekanan kuat di masa pandemi Covid-19. Selain okupansi yang kian menurun, belakangan juga muncul fenomena over kredit apartemen. "Ada apartemen-apartemen yang dulu kredit, di tengah jalan karena Covid 3 tahun kena bunga, akhirnya dibalikin ke developer, nego, akhirnya developer balikin duit," kata Ketua Himpunan Penghuni salah satu Apartemen di Kemayoran, Jakarta Pusat Achmad Widjaja kepada CNBC Indonesia, Kamis (6/10/22). Proses over kredit bisa diserahkan kepada calon pemilik baru, namun tidak sedikit juga yang menyerahkannya kembali ke pengembang. Opsi terakhir bisa terjadi jika pemilik saat ini kesulitan untuk mencari penghuni baru. Sebaliknya, developer juga bisa menebus kembali apartemennya dengan berbagai potongan. "Tapi developer juga kasih potongan, contoh kredit ke developer, begitu potong kena segala macem, kena penalti kan dipotong. Umpama beli Rp 230 juta karena ada denda dan sebagainya mau gak nego total jadi 150 ya. Selesai. Dia punya utang selesai tapi dia jadi uang sekian. Kalau dia butuh uang cut dong, begitu cut, developer kan dapet unitnya, dijual lagi di angka Rp 230 juta kan ga rugi," kata Achmad Widjaja. Di berbagai situs jual beli properti tampak banyak penjual yang menawarkan aset apartemennya dengan cara over kredit. Misalnya, iklan yang dilansir di Lamudi ini. Terpantau ada pemilik menawarkan over kredit Pasific Garden, Alam Sutera. Pemilik saat ini 'meminta' uang sebesar Rp 200 juta. Namun pemilik baru harus menanggung biaya kredit sebesar Rp 12 juta selama 46 bulan mendatang. Jika dibeli secara cash, harga apartemen ini dibanderol Rp 800 jutaan. Selain itu, di Apartment Green Pramuka Tower Chrisant Lantai 28LO juga terdapat unit yang sedang coba di-overkredit. Luas bangunannya adalah 33m2 dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi. "Over kredit dengan tenor cicilan Rp 2.980.000 per bulan, cash Rp 200 juta (nego) ke penjual," tulis penjual. sumber: cnbcindonesia

October 07, 2022