Orang Indonesia jadi pembeli tiga rumah mewah di kawasan strategis Singapura. Nilainya mencapai 206,7 juta dolar Singapura atau setara Rp 2,3 triliun.
Hal itu diungkapkan perusahaan konsultan real estate, Mingtiandi. Tapi laporan Mingtiandi tak menyebutkan identitas pembeli ketiga properti mewah tersebut.
"Keluarga Indonesia itu membeli tiga hunian berbentuk bungalow dari Cuscaden Peak Investments. Ini adalah perusahaan yang berafiliasi dengan BUMN Singapura, Temasek Holdings," tulis laporan Mingtiandi pada Rabu (19/4).
Sementara itu dikutip dari Property Asia Direct, Singapura memang menjadi tujuan utama investasi properti orang-orang kaya Indonesia. Sebaliknya, Indonesia merupakan tiga negara utama pembeli rumah, apartemen, dan produk properti lainnya di Singapura, selain dari negara Malaysia dan China.
Konsultan Hukum Singapura, Sim Mong Teck, menyebutkan selama lebih dari tiga dekade orang Indonesia sudah dikenal sebagai pembeli utama properti Singapura, di sejumlah lokasi strategis yang disebut Core Central Region (CCR).
CCR berada di jantung Singapura termasuk Watten Estate, Novena, Thomson, Orchard, Cairnhill, River Valley, Raffles Place, Ardmore, Tanglin, Bukit Timah, Holland Road, dan Sentosa. "Meskipun harga real estat di Singapura masih setinggi langit, karena lokasi strategis dan kelengkapan fasilitas di sekitarnya, tapi tetap jadi buruan pembeli termasuk dari Indonesia," ujarnya.
Belakangan, pembelian properti warga Indonesia di Singapura melebar ke daerah pinggiran kota, seperti Jurong dan Ang Mo Kio yang harganya bisa di atas 5 juta dolar Singapura.
Daya Pikat Properti Singapura Buat Orang Kaya RI
Properti Singapura punya daya pikat kuat bagi orang-orang kaya Indonesia, terutama karena lokasinya yang dekat dan mudah dijangkau dari Jakarta. Negeri Singa itu bisa dijangkau dari Jakarta dengan penerbangan kurang dari dua jam.
Pertimbangan lain, sebagai negara kota, Singapura punya fasilitas publik yang sangat baik. Seperti pendidikan kelas dunia, fasilitas kesehatan berkualitas, infrastruktur publik yang canggih, dan tingkat keamanan yang tinggi.
Hal tersebut memberikan kenyamanan kalaupun properti tersebut untuk ditinggali sendiri. Sementara kalau dijadikan investasi, juga memberikan imbal hasil yang menguntungkan. Sebagai pusat perekonomian Asia Tenggara, Singapura banyak didatangi ekspatriat mancanegara. Sehingga tak sulit menemukan penyewa rumah atau apartemen mewah.
Bagian penjualan Far East Organization, sebuah perusahaan pengembang properti Singapura, mengaku tak sulit menemukan pembeli produk mereka, termasuk dari kalangan orang kaya Indonesia. "Kerusuhan 1998 memberi pelajaran bagi mereka, khususnya orang Tionghoa Indonesia, untuk memiliki properti di Singapura," katanya.
Selain itu, perbankan Singapura juga menawarkan pendanaan yang lebih menarik untuk membeli properti. Pertama, tingkat suku bunga yang ditawarkan jauh lebih rendah bisa mencapai 2 persen, dibandingkan di Indonesia yang bisa mencapai 12 persen. Kedua, masa angsuran bisa hingga 30 tahun, dibandingkan di Indonesia yang maksimal baru bisa 15 tahun.
sumber: kumparan
0 comments:
Post a Comment