Kondisi ekonomi yang mulai pulih usai diterpa pandemi Covid-19, membuat bisnis di berbagai sektor turut meningkat, salah satunya properti. Uniknya tren penjualan hunian kini seperti kembali ke masa lalu di saat rumah tapak jadi primadona.
Penjualan rumah tapak sebelumnya sempat disalip oleh masifnya perhatian pasar terhadap apartemen. Hunian vertikal ini lebih digandrungi karena lokasinya yang relatif lebih strategis dibanding rumah tapak yang bisanya berada di kawasan penyangga.
Namun, tren pembelian properti kini kembali beralih pada rumah tapak seiring dengan variatifnya konsep yang ditawarkan.
Lebih dari itu, penjualan properti pun kian pulih usai dihantam pandemi Covid-19. Bahkan kondisinya lebih kuat meski dihantui naiknya harga bahan bakar dan inflasi.
“Selama tahun 2022, terdapat banyak tantangan yang dihadapi oleh sektor properti seperti kenaikan harga bahan bakar dan inflasi yang meningkat. Namun dengan bauran produk yang tepat, kami tetap dapat mempertahankan kinerja yang baik dalam mencapai pra-penjualan 2022,” kata CEO PT Lippo Cikarang, Rudy Halim.
Rudy mengatakan, kenaikan minat terhadap rumah tapak terlihat dari hasil pendapatan perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan selama 2022, perseroan berhasil meraup total pendapatan sebesar Rp1,268 miliar yang didorong pendapatan dari segmen residensial dan industrial.
Kontribusi pendapatan utama berasal dari penjualan rumah hunian dan apartemen dengan proporsi 41 persen dari total pendapatan di 2022.
Dari jumlah tersebut, penjualan rumah hunian mendominasi sebesar 31 persen dari total pendapatan atau senilai Rp397 miliar. Sedangkan sisanya dikontribusi dari apartemen.
sumber: pikiran rakyat
0 comments:
Post a Comment