.

.

.
  • Latest News

    Sunday 8 April 2018

    Penjualan Turun, Launching Apartemen Baru di Jakarta Seret


    Peluncuran apartemen baru strata (jual) di Jakarta masih seret. Developer makin realistis, tidak agresif melepas proyek baru, dan menetapkan target penjualan yang konservatif. Hal itu terungkap dari Jakarta Colliers Quarterly triwulan pertama 2018 (Q1) versi Colliers International Indonesia, sebuah perusahaan konsultan properti asing di Jakarta, yang dipaparkan Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto kepada media massa di Jakarta, Rabu (4/4/2018).

    Menurutnya, kalau tahun 2014–2017 ada 15–30 proyek yang dilansir mencakup sembilan ribu sampai 18 ribuan unit apartemen per tahun, tahun ini diperkirakan di bawah 10 proyek. “Sepanjang triwulan pertama 2018 misalnya, hanya ada tiga proyek yang diluncurkan mencakup sekitar 400 unit hunian,” katanya. Ia menambahkan, kendati makro ekonomi membaik, secara umum pasar  masih bersikap wait and see (menahan diri berinvestasi).

    “Tingkat penyerapan pasar terhadap proyek yang dilansir terus menurun sejak tahun 2013 dari 74 persen menjadi 67 persen tahun 2017 dan 65 persen pada triwulan pertama 2018,” jelasnya. Data itu dikonfirmasi pencapaian penjualan perusahaan pengembang yang umumnya meleset dari target sepanjang tahun 2017 seperti terlihat pada perusahaan developer yang sudah gopublik. Yang penjualannya di atas target hanya PT Intiland Development Tbk menyusul kesuksesan penjualan apartemen di proyek terpadu 57 Promenade di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, karena harganya yang kompetitif dilihat dari lokasinya.

    Pertumbuhan kenaikan harga apartemen juga merosot. Kalau sepanjang 2008–2014 rata-rata mencapai 16 persen per tahun (dari Rp12 jutaan menjadi Rp25 jutaan/m2), tahun 2015–2020 diperkirakan hanya lima persen (dari Rp25 jutaan menjadi Rp35 jutaan/m2). Sementara harga sewanya sedikit meningkat dari Rp361.290 per meter persegi (m2) tahun 2015 menjadi Rp367.947/m2 pada triwulan pertama 2018. “Tapi, itu asking price (harga penawaran). Harga transaksi bisa lebih rendah karena okupansi (tingkat keterisian) apartemen juga menurun. Pasti ada diskon (dari pemilik apartemen),” kata Ferry.

    Kalau tahun 2014 okupansi apartemen yang sudah jadi masih 77,8 persen, tahun 2017 turun menjadi 74,4 persen dan turun lagi menjadi 73,9 persen pada triwulan pertama 2018. Karena itu harga sewa diperkirakan tidak akan berubah dalam 1–2 tahun ke depan. “Semua itu dilihat investor sehingga makin mengurangi minat mereka membeli apartemen. Pembeli apartemen kan masih didominasi investor,” ungkapnya. Investor membeli apartemen untuk meraih pendapatan sewa (yield) dan keuntungan dari selisih harga beli dan jual kembali (gain).

    Apalagi, dalam waktu bersamaan suplai (unit yang sudah jadi) apartemen ke pasar justru meningkat, karena banyaknya proyek yang ditunda atau terlambat pembangunannya sebelumnya akibat situasi pasar atau karena masalah perizinan. Tahun ini suplainya akan mencapai 25.410 unit, sedangkan sepanjang 2018 – 2020 mencapai 59.968 unit.

    “Sebelumnya suplai 2018 itu kami perkirakan mencapai 34 ribu unit. Tapi karena banyak proyek yang ditunda dan terlambat pembangunannya, direvisi menjadi 25 ribu unit. Yang 25 ribu unit ini pun juga berpotensi direvisi kalau tahun ini sebagian proyek berjalan juga ditunda atau diperlambat pembangunannya,” katanya. Akumulasi suplai apartemen di Jakarta sampai tahun 2017 mencapai hampir 180.000 unit dan mendekati 250 ribu unit tahun 2020.

    Karena situasi pasar dan persaingan yang ketat itu, proyek-proyek baru ditawarkan dengan harga lebih rendah dibanding overall market untuk memikat konsumen. Kebanyakan developer juga mematok target penjualan yang konservatif atau relatif sama dengan pencapaian 2017. “Industri properti memang butuh terobosan stimulus yang implementatif untuk mendorong potential buyer mau berinvestasi dalam properti, terutama di kelas menengah atas dan atas,” kata Ferry.

    sumber: housing-estate
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Penjualan Turun, Launching Apartemen Baru di Jakarta Seret Rating: 5 Reviewed By: Simpro Realty
    Scroll to Top