Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi tumbuh 5,87 persen secara tahunan atau year on year (yoy) di kuartal II 2018. Angka itu melambat jika dibandingkan kuartal I 2018 sebesar 7,95 persen (yoy).
Kepala BPS Suhariyanto menyebut, pelemahan tersebut lantaran sektor real estate yang mencatatkan penurunan kinerja. Meski tak menyebut angka secara spesifik, menurutnya real estate di kuartal II ini masih tumbuh negatif.
“Sekarang mungkin real estate orang enggak terlalu (minat), pertumbuhannya masih negatif, tapi saya kurang tahu juga apa penyebabnya,” ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Senin (6/8).
Sementara itu, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Sri Soelistyowati mengatakan, penurunan di sektor real estate ini bukan dalam sektor perumahan, melainkan non-perumahan, seperti gedung perkantoran dan mall.
“Beda dengan perumahan. Real estate ini bangunan non-tempat tinggal seperti kantor, mall. Turunnya cukup dalam,” kata
“Output-nya ini masuk di PMTB. Mungkin permintaan enggak banyak. Mungkin orang berkantor sekarang tak di kantor. Kami belum lakukan pendalaman soal ini,” lanjutnya.
Secara tahunan, pertumbuhan investasi ini didorong oleh hampir seluruh jenis barang modal, kecuali Produk Kekayaan Intelektual, seperti software dan film yang turun 12,82 persen. Meski demikian, terjadi pertumbuhan barang modal jenis mesin yang dipengaruhi oleh meningkatnya produksi domestik dan impor.
"Selain itu, pembangunan infrastruktur yang berlangsung di beberapa daerah, baik pembangunan baru maupun lanjutan periode sebelumnya, turut menyebabkan investasi yang tumbuh secara tahunan," Sri menambahkan.
sumber: kumparan
0 comments:
Post a Comment