Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya untuk mampu kembali membangkitkan ekomomi domestik pascaCovid-19.
Menkeu menyebut implementasi berbagai kebijakan makro fiskal melalui APBN yang responsif dan fleksibel, serta sinergi yang kuat dengan kebijakan moneter dan sektor keuangan yang akomodatif telah menunjukkan hasil yang positif.
“Ekonomi Indonesia mampu tumbuh di kisaran 5,01 persen pada Triwulan I-2022, lebih baik daripada Tiongkok 4,8 persen, Jerman 3,7 persen, Korea Selatan 3,1 persen, dan Singapura 3,4 persen,” jelas Sri Mulyani.
Pertumbuhan yang kuat juga didukung oleh naiknya inflasi yang tercatat sebesar 0,95 persen (month to month/mtm) dan 3,47 persen (year on year/yoy) pada April 2022.
Memperhatikan hal tersebut, berinvestasi property fisik cenderung diuntungkan dari inflasi yang terus naik jika dilihat dari segi risiko.
Namun jika dilihat dari segi return, sumber cuan dari investasi properti ada tiga hal, yakni capital gain, pendapatan sewa, dan pendapatan bisnis.
Risiko investasi properti seperti tidak mudahnya menjual dalam waktu singkat meskipun harga properti terus naik.
"Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan beberapa faktor secara detail sebelum memilih properti," kata GM Marketing Skandinavia Hene Putro dalam siaran pers, Selasa.
Faktor lokasi yang strategis dekat dengan pusat aktivitas akan sangat memudahkan harga untuk naik atau properti sangat mudah untuk disewakan.
Selanjutnya akses fasilitas dan transportasi menjadi penting.
Melihat beberapa faktor tersebut, keberadaan Apartemen Skandinavia menjawab semua ke khawatiran masyarakat yang ingin berinvestasi.
Pasalnya selain lokasi Apartemen Skandinavia yang strategis, pengembang juga selalu meng-upgrade fasilitas-fasilitas di sekitar apartemen.
“Selain itu, legalitas, izin, surat, status kepemilikan, pajak tak lupa menjadi perhatian kami agar tidak terjadi masalah atau sengketa di masa depan," pungkas Hene.
0 comments:
Post a Comment