Selain rumah, ada banyak pilih berinvestasi di properti komersial, misalnya pergudangan dan rumah toko alias ruko serta rumah kantor alias rukan.
Dibandingkan membeli gudang, investor properti memiliki kecenderungan untuk memilih membeli rumah toko (ruko) yang umumnya dianggap lebih mudah untuk disewakan untuk mendapatkan return.
Di sisi lain, berinvestasi membeli gudang lalu disewakan juga tidak kalah menarik, bahkan bisa menghasilkan cuan yang lebih besar dibandingkan menyewakan ruko.
Rita Megawati Principal LJ Hooker Gading Serpong mengatakan, berdasarkan pengalamannya, umumnya harga gudang relatif lebih murah dibandingkan membeli ruko namun saat disewakan harganya lebih besar.
"Kami pernah menemukan ada yang beli gudang Rp 3 miliar bisa disewakan Rp 200 juta per tahun, sedangkan ruko Rp 5 miliar disewakan Rp 100 juta per tahun," kata Rita Megawatidi sela prosesi soft launching Aero Bizhub Pajang di Tangerang, Banten, Sabtu (10/12/2022).
Rita mengatakan, properti pergudangan juga menjadi salah sektor yang tahan banting selama pandemi Covid-19.
"Pandemi tidak menyurutkan permintaan akan ruang pergudangan, apalagi seiring berkembangnya bisnis e-comerce sejumlah perusahaan jasa pengiriman yang sudah cukup dikenal pilih menyewa gudang," katanya.
Menurutnya, pilihan konsumen untuk membeli gudang umumnya, lokasi yang strategis dan menjamin unsur keamanan, kenyaman dan berbagai kemudahan lainnya.
"Sekarang interior gudang juga mengalami perubahaan, menjadi lebih modern dan kekinian, seperti memiliki ruang istirahat, ada ruang kantor tidak seperti gudang konvensional yang karakternya kaku,” kata dia.
Untuk memenuhi kebutuhan pergudangan ini pengembang PT Karya Megah Agung memasarkan area pergudangan Aero Bizhub yang lokasinya tak jauh dari Bandara Soekarno Hatta.
"Dengan nilai investasi mencapai Rp300 miliaran, kawasan pergudangan ini berada di atas lahan seluas 6 hektar yang terdiri dari 75 unit. Dari jumlah itu, sebanyak 55 unit kami jual dan sisanya disewakan,” kata Iwan Yuswanto Djunaedi.
Steven Michael,Head Digital Marketing Project dari Property Lounge menyatakan, kawasan pergudangan ini dikembangkan oleh DD Group.
“Konsumen biasanya akan mencari litelatur dari produk yang akan dibelinya sehingga pengembang yang pengalaman mengembangkan kawasan lebih dipercaya dalam pemasarannya,” kata Steven Michael.
DD Group sebelumnya pernah mengembangkan kawasan Marunda Center, Cengkareng Business City (CBC) dan beberapa kawasan lain di Kosambi, Karawang dan lainnya.
sumber: tribunnews
0 comments:
Post a Comment