Kepemilikan properti seperti hunian berupa rumah masih jadi masalah bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Alasannya, harga yang kian melambung tinggi dan menjadi sulit digapai terutama oleh Millennial dan Gen Z.
Tak heran jika Millennial dan Gen Z mereka terbagi menjadi dua kelompok, yakni tim membeli rumah dan tim menyewa rumah.
Menyikapi fenomena tersebut, Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho menyatakan sewa rumah menjadi pilihan bijak ketika seseorang belum memiliki dana membeli rumah.
"Nah karena kebutuhan hunian menjadi urgent, sedangkan dananya terbatas bahkan belum cukup untuk bayar DP KPR, maka pilihan yang masuk akal adalah dengan menyewa atau kontrak rumah dulu," kata Andy kepada IDN Times, Selasa (8/8/2023).
1. Kondisi yang bikin sewa rumah jadi keputusan tepat
Keputusan mengontrak atau menyewa rumah semakin tepat jika seseorang punya potensi pindah kerja dalam waktu cepat.
Ketika itu terjadi, maka Millennial dan Gen Z bisa tinggal di rumah kontrakan yang lebih dekat dengan tempat kerja.
"Apalagi semisal kita masih punya keinginan atau berpotensi untuk pindah-pindah kerja ke kota lain, maka menyewa atau kontrak rumah jadi pilihan yang lebih tepat," ujar Andy.
2. Tantangan bagi kaum muda saat ini
Andy menuturkan tantangan yang dihadapi kaum muda saat ini untuk bisa memiliki sebuah hunian atau rumah. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah kenaikan gaji atau penghasilan tak sebanding dengan peningkatan harga properti.
"Jadi perlu menabung sekian lama dulu untuk bisa bayar DP atau pembayaran pertama beli rumah dan itupun harganya juga sudah naik lebih tinggi lagi," ucapnya.
3. Prioritas utama Millennial bukan beli rumah
Apa yang disampaikan Andy sejalan dengan hasil survei IDN pada 2022. Dalam survei bertajuk "Hunian Ideal Kamu yang Seperti Apa," IDN Times berhasil memperoleh 310 responden dengan rentang usia 18-45 tahun. Responden tersebut pun tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, dan Bali.
Dari 310 responden millennial yang mengisi survei ini, mayoritas mengaku memiliki penghasilan Rp4 juta hingga Rp6 juta per bulan (28,7 persen). Kemudian diikuti dengan penghasilan Rp4 juta per bulan (22,9 persen), lebih dari Rp10 juta per bulan (21,3 persen), Rp6 juta hingga Rp8 juta per bulan (19 persen), dan antara Rp8 juta-Rp10 juta per bulan (8,1 persen).
Dari ragam penghasilan tersebut, mayoritas responden justru belum menjadikan pembelian rumah sebagai prioritas mereka. Ini dalam konteks pembelian rumah sebagai tempat tinggal, merujuk pada asumsi millennial yang belum melihat properti sebagai investasi.
Mayoritas responden sepakat menjadikan rumah sebagai hunian atau tempat tinggal. Hanya 12,6 persen saja menyatakan hunian sebagai salah satu instrumen investasi.
Membeli rumah jadi prioritas kedua para responden millennial, yakni sebanyak 27,1 persen atau 84 orang, kalah dari alokasi menabung atau investasi. Sebanyak 54,8 persen responden atau 170 orang mengaku memprioritaskan menabung atau investasi dalam hidup mereka saat ini.
Kemudian menikah jadi prioritas ketiga responden dengan persentase 7,1 persen dan diikuti membeli mobil serta traveling dengan persentase masing-masing 3,2 persen dan 2,6 persen.
sumber: idntimesdotcom
0 comments:
Post a Comment