Paparan rencana pengembangan proyek properti Menara Jakarta yang akan dibangun dengan investasi Rp 7 triliun setelah 30 tahun lamanya pembangunan proyek ini tertunda, Rabu,12 April 2023.
Proyek properti Menara Jakarta yang sempat digadang-gadang bakal menjadi gedung paling tinggi di Indonesia kembali dilanjutkan pembangunannya setelah 30 tahun tertunda.
Berbeda dengan rencana awal yang akan menjadi gedung pencakar langit sekaligus sebagai menara telekomunikasi, Menara Jakarta yang kini mulai dilanjutkan pembangunannya ini akan dibangun sebagai proyek properti mixed-use yang memadukan kawasan perkantoran, hunian high rise berformat apartemen dan pusat perbelanjaan.
Pembangunan Menara Jakarta kini ditangani oleh perusahaan konsorsium yang di dalamnya terdapat ASRI, perusahaan yang terafiliasi dengan pengembang PT Agung Sedayu Group dengan perkiraan investasi mencapai Rp 7 triliun.
"Tower Menara Jakarta ini semula dirancang sebagai menara telekomunikasi lalu proyek terhenti karena krisis ekonomi. Kami kurang mengerti sudah berapa kali proyek ini sudah berpindah tangan," ujar CEO Agung Sedayu Realesat Indonesia, Alexander Halim Kusuma dalam paparan kepada media di The Langham, kawasan SCBD Jakarta, Rabu,12 April 2023.
Alexander mengatakan, perusahaannya mengambil alih proyek Menara Jakarta yang mangkrak di 2004.
"Bekerja sama dengan Pemerintah Daerah lalu kita usulkan perubahan peruntukan dari menara telekomunikasi menjadi kawasan bisnis. Project ini joint venture kami dengan beberapa pihak lain. Nilai investasi kami estimasikan Rp7 triliun," ujarnya sembari menyebut salah satu grup perusahaan besar.
Chief Marketing Officer ASRI Frans Arsianto, mengatakan, Menara Jakarta berlokasi di tengah-tengah di antara Jakarta Pusat dan Jakarta Utara dengan didukung akses tol dan rencana moda transportasi massal LRT dan berada di kawasan padat dan sedang berkembang.
Sebagai proyek mixed-use, Menara Jakarta akan terdiri dari mal, 2 kondominium, 3 hotel, dan 1 menara perkantoran.
"Kita nggak akan bikin mal seperti pakem bikin mal yang dulu. Kontrak dengan tenant tidak akan bersifat long term, karena itu di sana nanti tenantnya bisa berubah. Lokasinya berada di Kemayoran yang berada di tengah-tengah antara Jakarta Pusat dan Timur.
Ini menjadi melting pot untuk komunitas lokal di sana," bebernya.
Dia menekankan, ASRI sebagai pengembang royek ini akan berusaha menggarap segmen komunitas lokal yang butuh bersosialisasi di tengah persaingan di bisnis ritel yang keras saat ini.
"Ada 3 DNA yang kita butuhkan untuk Menara Jakarta ini, yakni harus bisa dipersepsikan sebagai tempat berkumpulnya komunitas, memiliki akses yang nyaman, serta bisa menyediakan kebutuhan sehari-hari."
"Hal ini akan tercemin pada kurasi tenant yang akan masuk. Jadi kita benar-benar ingin fokus untuk komunitas lokal di sana," jelasnya.
Chief Operating Officer Mall and Cinema ASRI David Hilman mengatakan, pasca pandemi kebutuhan berbelanja langsung ke tempat atau offline tetap diperlukan karena konsumen membutuhkan pembuktian untuk mencoba langsung produk yang akan dibelinya.
“Saya kira, (belanja) online dan offline bisa berjalan sama sama. Online memang convenient (nyaman), tetapi touch and feel (menyentuh dan merasakan) itu harus ada, contohnya waktu kita mau belanja sepatu dan baju,” ungkapnya.
"Jadi aktivitas berbelanja offline tetap diperlukan karena konsumen bisa mencoba langsung barang yang akan dibeli," lanjutnya.
Dia menekankan, project yang sedang dikembangkan ini berada di dekat pintu tol Kemayoran dan berseberangan dengan JIExpo.
Sumber: tribunnews
0 comments:
Post a Comment