Memiliki rumah menjadi idaman semua orang. Maraknya rumah minimalis akhir-akhir ini membawa pertanyaan, bagaimana untuk mengoptimalkan hunian yang sempit menjadi terkesan luas?
Lahan sempit serta sekat-sekat antar ruang masih menjadi permasalahan utama bagi pemilik yang hendak memaksimalkan ruang di hunian. Jika tidak diatur dengan baik, hal tersebut dapat membuat suasana dalam ruangan terasa sesak dan kurang nyaman.
Penataan ruang yang tepat menjadi sangat penting untuk memaksimalkan penggunaan ruangan, sehingga tetap terasa luas dan nyaman. Salah satu trik yang dapat diaplikasikan adalah dengan menggunakan produk pencahayaan dan teknik yang tepat guna memberikan efek visual positif sekaligus memberikan kesan ruangan lebih luas serta nyaman.
Penerangan dalam desain interior bertujuan untuk membantu melihat obyek secara menyeluruh. Terdapat dua sumber penerangan, yaitu cahaya natural dan cahaya arsitektural.
Cahaya natural dapat dimaksimalkan dari bukaan ventilasi, sementara cahaya arsitektural dapat menjadi sumber penerangan pendukung yang berfokus pada kegiatan di dalam ruangan.
Selain pencahayaan, gaya hunian minimalis mengusung prinsip 'less is more' dengan mengurangi elemen dekoratif yang berlebihan sehingga lebih fokus pada fungsi dan kepraktisan. Warna netral seperti putih, abu-abu, dan hitam menjadi pilihan utama untuk memberikan kesan ruangan lebih luas.
"Kehadiran lampu merupakan kebutuhan yang selalu kita nikmati setiap hari, namun fungsinya sebagai elemen penting dari dekorasi hunian kerap diabaikan," kata General Marketing Manager in-Lite LED, Fransiska Darmawan.
Kamu dapat menerapkan teknik layered lighting dengan mengombinasikan beberapa jenis penerangan, seperti general lighting, indirect lighting, spotlight, dan decorative light.
Beberapa jenis lampu yang dapat dikombinasikan adalah jenis downlight sebagai penerangan utama, serta lampu spotlight, dan strip light sebagai unsur dekoratif.
Meskipun kini banyak pilihan jenis lampu yang tersedia di pasar, dalam penerapannya masih terdapat beberapa kekeliruan yang dilakukan oleh masyarakat dalam pemilihan produk pencahayaan yang tepat.
Masyarakat kerap kali memilih produk pencahayaan yang sekadar ‘terang’ dengan harga yang lebih terjangkau, padahal produk-produk tersebut belum tentu memiliki usia pakai yang panjang, daya tahan yang kuat, bersertifikasi resmi, dan bergaransi.
Lampu dengan teknologi LED memiliki lebih banyak keunggulan jika dibandingkan dengan jenis lampu lainnya. Sehingga masyarakat mulai beralih ke lampu LED sejak satu dekade ke belakang.
Semakin populernya jenis lampu ini menjadi faktor pendorong bagi para produsen untuk terus berinovasi dalam memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat. Selain usia penggunaan yang panjang, hemat energi, dan ramah lingkungan.
Masyarakat mulai menggunakannya bukan hanya sekedar alat penerangan, tetapi juga sebagai komponen dekoratif yang dapat memberikan kesan estetik di hunian. Kini lampu LED memiliki beragam variasi bentuk dan warna.
Product Development Manager in-Lite LED, Gatot Sulistyo Aji mengatakan masyarakat perlu memperhatikan jumlah lumen dan renderasi warna (CRI) dalam memilih produk lampu LED. Hal ini berguna menciptakan suasana yang nyaman sekaligus hemat energi.
Dengan menggunakan lampu dengan tinggi lumen yang cukup, ruangan akan terlihat terang dan nyaman tanpa harus menggunakan banyak lampu yang membutuhkan lebih banyak energi. Sedangkan, CRI yang akurat akan memberikan pencahayaan lebih merata dan menampilkan warna lebih akurat.
"Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, kita dapat memilih produk lampu yang sesuai dengan kebutuhan dan membantu menghemat energi serta mengurangi biaya tagihan listrik," pungkas Gatot Sulistyo.
sumber: medcom
0 comments:
Post a Comment