Perusahaan jasa dan manajemen investasi Colliers menyatakan bahwa properti berkonsep Transit Oriented Development (TOD) akan lebih menarik bagi end-user.
Ferry Salanto Colliers Indonesia Head of Research mengemukakan hal ini salah satunya didorong oleh berbagai macam kondisi yang terjadi.
"Dengan meningkatnya angka pembeli end-user, pasar apartemen diharapkan akan semakin pulih. Ini mengindikasikan bahwa ada kebutuhan nyata untuk high-rise residence seperti ini," ujarnya dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan, Rabu (12/4).
Berdasarkan perbandingan, antara 15 proyek TOD dan non-TOD yang diluncurkan di Jakarta dan sekitarnya di tahun 2017, berlokasi pada area serta dalam masa periode peluncuran yang sama.
Melihat hal ini, tim Research Colliers mengidentifikasikan bahwa, proyek TOD bertahan lebih baik terhadap kondisi pelemahan ekonomi, terutama saat masa pandemi. Ini ditunjukkan dengan proyek TOD yang kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan proyek non-TOD yang mengalami perlambatan.
Berdasarkan tingkat penjualan proyek apartemen dari sebelum pandemi hingga akhir tahun 2022, terlihat proyek TOD menunjukkan adanya peningkatan dalam penyerapan bila dibandingkan dengan proyek non-TOD.
"Apartemen TOD dan non-TOD memiliki kelas yang berbeda, sehingga menyebabkan laju kenaikan harga pada kategori TOD lebih tinggi karena angka penjualan yang lebih tinggi," sambungnya.
Pembeli proyek TOD didominasi oleh investor, baik sebagai investor individual maupun agen atau broker properti. Berikutnya diikuti oleh pembelian untuk penggunaan pribadi oleh investor yang merupakan end-user.
Ferry mengatakan bahwa sebagian besar pembeli lebih memilih metode pembayaran angsuran tunai langsung kepada developer agar dapat memonitor perkembangan pembangunan proyek.
Sumber: kontan
0 comments:
Post a Comment