.

.

.
  • Latest News

    Monday, 27 March 2023

    Dampak Perekonomian Global Membuat Konsumen Menunda Pembelian Rumah

     


    Temuan studi Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2023 menyebutkan bahwa dampak perekonomian global membuat konsumen menunda pembelian rumah.


    Marine Novita, country manager Rumah.com, mengatakan, dampak perekonomian global dengan adanya inflasi dan kenaikan suku bunga yang mulai terasa sampai ke level rumahtangga berimbas pada rencana pembelian properti.


    “Lebih dari setengah responden survei atau 53% responden mengaku akan menunda rencana pembelian rumah sampai inflasi turun. Sementara hanya 9% responden yang akan membatalkan rencana pembelian properti,” kata Marine dalam siaran pers, pekan lalu.


    Dia mengatakan, sebanyak 38% responden akan meneruskan rencana pembelian properti terlepas dari tingkat inflasi. Jika inflasi terus berlanjut, dari 38 responden yang akan meneruskan membeli properti, 63% di antaranya akan tetap membayar berapapun cicilan bulanan yang diperlukan, terlepas dari adanya inflasi. “Sementara 37% responden sisanya akan mencoba mengurangi besaran cicilan bulanan,” ujarnya.


    Hasil studi juga menunjukkan bahwa makin banyak responden yang menilai tingkat inflasi dan suku bunga akan naik, namun responden yang optimistis dengan apresiasi kenaikan harga properti berkurang. Sejumlah 77% responden menilai akan ada kenaikan tingkat suku bunga, naik 4% dari periode sebelumnya.


    Lalu, 75% responden menilai akan ada kenaikan tingkat inflasi, juga naik 4% dari periode sebelumnya. Sementara itu, sebanyak 80 % responden yang optimistis dengan apresiasi kenaikan harga properti, angka ini turun 6% dari periode sebelumnya.


    Terpisah, terkait dengan hambatan penjualan residensial primer Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) triwulan IV/2022 menyatakan ada lima aspek.


    Pertama, kenaikan harga bahan bangunan (24,63% dari jawaban responden). Kedua, masalah perizinan/birokrasi (14,41%) dan ketiga, suku bunga KPR (15,27%).


    Lalu, keempat, proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (12,01%), dan kelima, perpajakan (8,83%).


    Pada triwulan IV/2022, hambatan dari faktor kenaikan harga bangunan terlihat melonjak bila dibandingkan dengan periode sama 2021. Mengutip data BI, triwulan IV/2021 hambatan itu sebesar 20,61%, kemudian melonjak menjadi 24,63% pada periode yang sama 2022.


    Hal serupa terkait dengan faktor suku bunga KPR. Semula porsi hambatannya sebesar 11,92%, kini menjadi 15,27%. “Dari sisi penjualan, hasil survei mengindikasikan penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan IV 2022 tumbuh melambat. Penjualan properti residensial tumbuh sebesar 4,54% (year on year/yoy) pada triwulan IV 2022, lebih rendah dari 13,58% (yoy) pada triwulan III 2022,” papar Erwin Haryono, direktur eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia dalam publikasinya, beberapa waktu lalu.


    Pajak Progresif


    Sementara itu, temuan lain dari studi Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2023 menyebutkan bahwa 70 % responden setuju jika pemerintah akan menerapkan pajak progresif terhadap pemilik lebih dari satu properti.


    "Mayoritas konsumen properti yang merupakan pemilik rumah mengharapkan pemerintah untuk menerapkan pajak progresif,” kata Marine.


    Marine Novita menjelaskan bahwa di tengah situasi dan kondisi yang dirasa sulit untuk membeli rumah, 7 dari 10 atau 70 % responden setuju jika Pemerintah akan menerapkan pajak progresif terhadap pemilik lebih dari satu properti.


    Lalu, tambah Marine, 13 % responden tidak setuju dengan pajak progresif. Selain itu, 17 % responden tidak tahu apakah pajak progresif perlu diterapkan.


    Sementara itu, generasi milenial beranjak makin mapan dan makin sedikit yang masih tinggal bersama orangtua. Sekitar 1 dari 5 atau 17 % milenial saat ini tinggal bersama orang tua mereka. Dari jumlah tersebut, 69 % responden berniat untuk keluar dari rumah orang tua mereka dalam tahun depan.


    Marine menyimpulkan bahwa menurut hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2023, indeks sentimen properti turun tiga poin, yakni dari posisi 59 poin pada periode sebelumnya menjadi 56 poin.


    Hal itu didorong oleh kepuasan yang lebih rendah. Lalu, didorong oleh turunnya persepsi terhadap upaya pemerintah dan pandangan yang kurang positif terhadap harga properti di masa depan.


    “Mayoritas konsumen properti Indonesia juga menilai bahwa tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan harga properti akan meningkat tahun depan," ujar Marine.


    Rumah.com Consumer Sentiment Study adalah survei berkala dua kali dalam setahun oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura untuk mengetahui dinamika pasar properti tanah air.


    Survei kali ini berdasarkan 1.000 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan dengan kuesioner daring pada akhir tahun 2022.


    Sumber: investordotid

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Dampak Perekonomian Global Membuat Konsumen Menunda Pembelian Rumah Rating: 5 Reviewed By: Simpro Realty
    Scroll to Top